INDAHNYA UCAPAN INI

"Adapun manusia maka sebagaian mencintai sebagian yang lain dikarenakan yang dicintainya itu sebagai penyebab datangnya kebaikan kepada dia dan jiwa manusia telah diberi naluri untuk cinta kepada orang yang telah berbuat baik kepadanya, akan tetap ihal ini hakekatnya adalah cinta kepada kebaikan bukan cinta kepada orang yang telah berbuat baik kepadanya, buktinya kalau ia stop kebaikan kepadanya cintanya akan melemah, bahkan bisa berbalik menjadi kebencian, hal ini sesungguhnya bukan cinta karena Allah.Sesungguhnya siapa saja yang mencintai orang lain dikarenakan ia memberinya, maka ia hanya cinta kepada pemberian, apabila ia berkata sesungguhnya ia cinta kepada orang yang memberinya itu karena Allah maka dia telah berdusta, ucapan palsu dan mustahil,begitu pula siapa saja yang mencintai orang lain dikarenakan ia menolongnya maka ia hanya cinta kepada pertolongan. Ini dikarenakan ia menolongnya maka ia hanya cinta kepada pertolongan. Ini semua termasuk mengikuti hawa nafsu, karena pada hakekatnya ia cinta hanya kepada apa yang sampai kepada dia berupa mendapatkan manfaat atau terhindarnya dari suatu mudharat, maka dia hanya cinta kepada manfaat atau terhindarnya dari mudharat, sesungguhnya ia cinta kepada orang itu karena orang tersebut merupakan sarana untuk mencapai apa yang ia cintai, jadi ini bukan cinta karena Allah dan ia tidak cinta kepada orang tadi.Pada umumnya percintaan antara manusia sebagian terhadap yang lain berlangsung atas yang demikian, kalau begitu mereka tidak akan diberi ganjaran di akhirat dan percintaannya tidak memberi manfaat kepada mereka, bahkan mungkin percintaan itu menyebabkan kepada kemunafikan dan sikap hipokrit. Mereka itu diakhirat menjadi musuh sebagian terhadap yang lain, padahal sebelumnya adalah orang-orang bersahabat. Hanya saja yang bermanfaat bagi mereka di akhirat adalah cinta di jalan Allah dan karena Allah. Adapun orang yang mengharapkan manfaat dan pertolongan, kemudian dia mengaku bahwa dia mencintainya karena Allah, maka ini muncul dari kejahatan jiwa dan kemunafikan ucapan."(Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata dalam Majmu'Fatawa (juz 10 hal. 609-610)

0 komentar:

Posting Komentar